Rabu, 10 Maret 2010

Merapatkan dan Meluruskan Shaff Simbol Persatuan Umat

Rasulullah bersabda:
((اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ))

“Luruskanlah shaff, janganlah kalian membengkokkan shaff, sebab hal itu menjadikan hati-hati kalian berselisih.” (HR. Muslim)

Makna Hadits Secara Umum

Bencana yang menimpa pada komunitas kaum muslimin dewasa kini adalah ketika mereka jauh dari ajaran Nabi Muhammad . Hal demikian berakibat pada pelaksanaan ibadah jauh dari tuntunan dan pedoman Nabi. Salah satunya a-dalah tidak merapatkan dan meluruskan shaff saat melaksanakan shalat ber-jama’ah.

Fenomena ini bisa dilihat pada hampir sebagian besar masjid di tanah air kita. Bahkan, ada sebagian mereka yang menganggap aneh bila ada orang yang me-nunaikan shalat berjama’ah dengan merapatkan shaff. Yang lebih memilukan hati adanya pernyataan bahwa merapatkan shaff dapat mengurangi kekhusyu’an dalam shalat berjama’ah.

Padahal, adanya perintah dari Rasulullah untuk meluruskan shaff dan ancaman bagi yang memutuskan shaff. Rasulullah bersabda,
((سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ))

“Luruskanlah shaff-shaff kalian, sesungguhnya meluruskan shaff merupakan kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda,
((وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهََُ))

“Janganlah kalian meninggalkan tempat kosong untuk setan. Barangsiapa yang menyambung shaff, maka Allah akan menyambungnya. Barangsiapa yang me-mutuskan shaff, maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Merapatkan dan meluruskan shaff bukanlah sekedar formalitas ritual tak bermakna, namun masalah ini memiliki efek positif bagi persatuan dan kesatuan umat. Efek inilah yang tak disadari dan dimengerti oleh mayoritas kaum muslimin.

Pada hadits di atas, Rasulullah menjelaskan aspek batin akibat tidak me-rapatkan dan meluruskan shaff. Perselisihan, perseteruan, persengketaan, dan tidak bersatunya hati di atas satu kata antar umat Islam merupakan wujud nyata ada di hadapan kita akibat dari hal yang demikian. Bahkan dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda,
لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ

“Hendaklah kalian meluruskan shaff-shaff kalian, atau Allah akan memalingkan wajah-wajah kalian.” (HR. Bukhari)

Imam Nawawi berkata dalam kitab Syarah Muslim tentang makna hadits di atas sebagai berikut, “Terjadinya permusuhan di antara kamu, perseteruan dan perselisihan, sebagaimana halnya perkataanmu, “Ekspresi wajah si fulan berubah terhadapku, saya melihat dari raut wajahnya kebencian kepadaku, hati dan sikap-nya berubah kepadaku.“ Hal ini tidak lain karena tidak lurusnya mereka di dalam shaff shalat sebagai bentuk dan simbol perbedaan mereka secara zhahir, dan perbedaan hal yang dzahir ini merupakan sebab timbulnya perbedaan dalam batin.”

Cobalah kita perhatikan secara seksama ! Mengapa merapatkan dan melu-ruskan shaff berakibat pada menyatukan dan menghimpun hati dalam bingkai ukhuwah?

Jawabannya adalah orang yang shalat saat merapatkan shaff menempelkan bahunya dengan bahu orang lain yang ada disampingnya, menempelkan kaki-nya dengan kaki temannya, menempelkan lututnya dengan lutut temannya, dan menempelkan kakinya dengan kaki temannya. Hal demikian menumbuhkan ikatan tali ukhuwah dan persatuan hati antar sesama orang yang menunaikan shalat berjama’ah. Persatuan aspek hati akan membuahkan persatuan aspek anggota badan.

Rapatkanlah dan luruskanlah shaff, tidakkah kalian merasa senang jika Allah menyambung dan menyatukan hati-hati kalian? Janganlah kalian me-mutuskan shaff sehingga Allah akan memutuskan dan men-cerai-beraikan hati-hati kalian? Dan ketahuilah Allah menjadikan kemaslahatan umat terletak pada tangan kalian, entah umat itu menjadi kuat dan kokoh atau justru umat itu menjadi lemah dan bercerai-berai, maka jadikanlah umat Islam menjadi umat yang kuat dan tegar, oleh karena itu hindarkanlah dari perseteruan dan kelemahan, dan segeralah untuk merapatkan shaff dan meluruskannya, karena dalam hal de-mikian mencerminkan sifat keutuhan, kekuatan, dan persatuan.

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Hadits di atas

1. Perintah meluruskan dan merapatkan shaff.
2. Urgensi meluruskan dan merapatkan shaff dalam shalat ber-jama’ah.
1. Allah menyatukan dan menghimpun hati-hati orang yang merapatkan shaff.
2. Allah memalingkan wajah bagi yang membelokkan shaff.
3. Meluruskan shaff merupakan kesempurnaan shalat.

Oleh: Arifin, S.H.I

Majalah UMMATie Edisi Oktober 2009

http://majalahummatie.wordpress.com/2009/12/24/merapakatkan-dan-meluruskan-shaff-simbol-persatuan-umat/

silakan unduh (download) di bawah ini:

cerpen audio : http://fajrifm.com/

0 komentar:

Posting Komentar